PersiapanPelantikan HMI-MPO & Kohati Cabang Batam Madani dan Tanjungpinang Hampir Rampung. Kepada para mahasiswa, khususnya yang tergabung dalam HMI, ia meminta untuk tetap menjadi mahasiswa kritis demi pembangunan yang lebih baik ke depan. "Silakan kritis, namun harus ada solusi yang ditawarkan sehingga pembangunan Batam lebih baik," katanya.
Oleh Rahmatia Lang Ere Mantan Pengurus HMI Cabang Kupang Hari ini, 17 September 2017, Korps HMI-Wati telah berusia 51 tahun matahari. Tadi malam saya mencoba menyiapkan kado’ untuk ulang tahunnya. Saya iseng searching di google scholar dengan kata kunci ’KOHATI Korps HMI-Wati’. Kata kunci yang saya masukkan hanya memberikan hasil pencarian sebanyak 40, dan hanya beberapa artikel yang kontennya memiliki relevansi dengan KOHATI. Di antaranya terdapat 2 artikel yang merupakan hasil penelitian mahasiswa S1 tentang KOHATI serta 2 artikel tentang HMI. Hasil pencarian yang lain mayoritas memuat kata KOHATI dan HMI’ hanya dalam kata pengantar karya ilmiahnya. Ini berarti masih minimnya informasi ilmiah mengenai sejarah pergerakan KOHATI yang bisa diperoleh secara online. Di beberapa blog memang ada, akan tetapi kadang tidak menyertakan sumber yang jelas. Artikel pertama yang saya peroleh berjudul “Peran kohati cabang Ciputat periode 1970-1980 dan pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual mahasiswa IAIN Jakarta” yang merupakan hasil penelitian Maria Ulfah, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sedangkan artikel kedua “Dinamika Organisasi Perempuan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Pekanbaru Periode 2008-2011” naskah publikasi Defi Andriani dari Universitas Riau. Saya mencoba searching lagi di google, dan menemukan skripsi Isnaini, mahasiswa Universitas Airlangga yang berjudul “Korps HMI-Wati KOHATI dan Politik Identitas Perempuan Studi Deskriptif Mengenai Eksistensi Pergerakan Kohati di Indonesia”. Ulfah 2011 dalam skripsinya menjelaskan tentang peran KOHATI Cabang Ciputat periode 1970-1980 dan pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual mahasiswa IAIN Jakarta. Ada beberapa prestasi dari kader KOHATI Cabang Ciputat yang ditampilkan dalam skripsi ini sebagai bukti bahwa KOHATI Cabang Ciputat pada masa itu berhasil membina kader pada wilayah internal dan menjadi pelopor bagi perkembangan intelektual mahasiswa IAIN Jakarta pada wilayah eksternal. Skripsi ini pada hakikatnya hanya membahas bagaimana peran KOHATI Cabang Ciputat dalam perkembangan intelektual mahasiswa IAIN Jakarta, dan sedikit menyinggung proses perkembangan KOHATI ditingkat Nasional sebagai gambaran perkembangan KOHATI ditingkat daerah salah satunya yaitu KOHATI Cabang Ciputat. Andriani 2014 dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa dinamika yang terjadi di KOHATI HMI Cabang Pekanbaru Periode 2008-2011 di antaranya Kualitas kader yang semakin menurun sehingga menyebabkan permasalahan-permasalahan baik internal maupun eksternal yang sulit untuk diselesaikan; Degradasi kader; Perkaderan yang mandeg; Kurang peka terhadap isu-isu perempuan; Pengurus merupakan mahasiswa semester atas’; serta Pergeseran pemahaman mengenai peran keberadaan organisasi yang menaungi. Isnaini 2008 dalam skripsinya memberikan gambaran mengenai eksistensi peranan KOHATI dan arah dari pergerakan dan perjuangan KOHATI selaku badan khusus keperempuanan dalam HMI dan selaku organisasi perempuan di eksternal HMI sehubungan dengan munculnya ide pembubaran atau otonomisasi KOHATI, serta alasan-alasan kenapa KOHATI menolak ide tersebut. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara massif KOHATI telah membuktikan eksistensinya baik di internal HMI maupun di masyarakat secara luas melalui realisasi program-programnya dan lebih memerankan perempuan dalam setiap aktivitas ke-HMI-an, dengan mengusung isu yang bertumpu pada masalah kesejahteraan, pemberdayaan, egalitarianisme, demokrasi dan moralitas masyarakat. KOHATI juga melakukan edukasi kepada para kadernya dalam bentuk seminar, pelatihan kaderisasi, penelitian, kajian-kajian dan diskusi. Tetapi eksistensi tersebut tidak serta merta melegitimasi kedudukan KOHATI dalam HMI. Muncul ide untuk membubarkan atau mengotonomkan KOHATI. Dan KOHATI menolaknya, dengan alasan KOHATI belum mempunyai basis finanasial yang kuat dan mandiri, belum mempunyai konstitusi dan sistem pengkaderan sendiri, serta budaya organisasi HMI yang maskulin yang dapat menghambat proses penyadaran tentang kesetaraan gender membuat KOHATI tetap ingin mempertahankan badan khusus keperempuanannya tersebut. Keberadaan KOHATI sebagai wadah dalam mematangkan kader HMI-wati yang rata-rata umumnya mempunyai intelectual capacity yang lemah dibanding HMI-wan. Andriani 2014 dan Isnaini 2008 sependapat bahwa KOHATI masih memiliki banyak masalah internal, baik masalah personal HMI-wati-nya maupun masalah di tingkat organisasi. Masalah personal yang sederhana namun menurut saya sebenarnya merupakan hal prinsip diutarakan oleh Kakanda Abdul Rifai Betawi dalam artikelnya “Reposisi Peran Kohati dalam Dinamika Gerakan Perempuan”. Dalam tulisan tersebut dikatakan bahwa HMI-wati masih banyak yang terjebak pada style-style yang trendy. Padahal jilbab bukanlah sekedar kemasan keislaman seorang wanita muslim namun jilbab harus dijadikan sebagai penjaga fitrah kewanitaan. Jilbab jangan cuma ditafsirkan sekedar mantel yang peranan mode’nya lebih penting dari pada penjaga moral. Terkait masalah di tingkatan organisasi, saya tidak berani berkomentar banyak. Saya sudah berada di luar sistem. Tapi saya juga tidak berani membantah apa yang dinyatakan oleh Andriani 2014 dan Isnaini 2008. Masalah-masalah yang telah dipaparkan tidak perlu di-debat-kusir-kan. Jika ingin membantah hasil penelitian yang telah ada, saya rasa secara kelembagaan, KOHATI baik di tingkat cabang maupun pengurus besar, ataupun personal HMI-wati mampu melakukannya. Sebagai insan akademis, penelitian merupakan hal yang biasa, apalagi jika dilakukan oleh organisasi secara terstruktur, pasti akan lebih mudah. Hasil penelitian yang ada bisa dijadikan bahan rekomendasi untuk perbaikan organisasi ke depannya. Akhir kata, Selamat Milad KOHATI. Tidak terlalu penting berapa usiamu dan bagaimana meriahnya perayaan pertambahan usiamu. Yang terpenting adalah apa yang telah, sedang, dan akan kau perbuat demi menjaga kokohnya tiang negara. Mari sama-sama berjuang agar terbina muslimah berkualitas insan cita. Dengankata lain kehadiran KOHATI pada aktivitas eksternal HMI merupakan pembawa misi perjuangan HMI. Oleh karenanya KOHATI harus senantiasa mengadakan koordinasi dengan HMI. Hal itu dapat dilihat pada sosok dan peran aktif dua orang hawa yaitu Maesaroh Hilal dan Siti Zaenah1 yang secara struktural terlibat dalam kepengurusan (Maesaroh Hilal Oleh Ulfa Dahliyani Ritonga* KOHATI Korps HMI Wati, kurang lebih satu periode sudah aku berproses di KOHATI. Bukan berarti selesai, ungkapan itu hanya sebagai kiasan terusan dari amanah yang kini aku emban dalam wadah yang lebih struktural yakni di komisariat. Walaupun begitu, satu periodesasi di KOHATI dapat membuat Intelegence Question ku tidak begitu terkejut dengan dinamika proses yang tentunya lebih dewasa. Berbicara mengenai KOHATI, aku pribadi memandang KOHATI sebagai wahana untuk mengakomodir potensi dan menampung aspirasi para HMI-Wati. Ya, begitulah pandanganku tentang KOHATI secara eksplisit. Karena pertukaran masa memang menjadi alasan utama mengapa wanita memang benar-benar membutuhkan wadah khusus untuk mengembangkan potensi wanita, tidak hanya di HMI tapi secara keseluruhan, hal ini tentunya karena wanita itu istimewa sebagaimana juga Islam memandang itu. Sehingga wanita sering di nisbatkan sebagai perhiasan, sebagaimana hadits Rasulullah SAW “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalihah.” Muslim. Berkenaan dengan alasan lahirnya KOHATI sejarah juga mengatakan demikian, sedikit kita beranjak ke sejarah KOHATI, KOHATI sendiri didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 M pada Kongres VIII di Solo. Ada dua alas an utama yang mendorong lahirnya Kohati, yaitu Secara internal, departemen keputrian pada waktu itu sudah tidak mampu lagi menampung aspirasi para kader HMI-Wati, disamping itu basic-needs anggota tentang berbagai persoalan keperempuanan kurang bisa difasilitasi olehHMI. Secara eksternal, HMI mengalami tantangan yang cukup pelik dikaitkan dengan hadirnya lawan ideologisnya HMI, yaitu komunisme yang masuk melalui pintu gerakan perempuan Gerwani. Selain itu maraknya pergerakan keperempuanan yang ditandai dengan munculnya organisasi perempuan dengan berbagai variasi bentuk ideologi, pilihan isu, maupun strategi gerakannya membuat Hmi harus merapatkan barisannya dengan cara terlibat aktif dalam kancah gerakan perempuan berbasis organisasi perempuan. Sejarah mengatakan bahwa sekitar tahun 1960-an banyak bermunculan organisasi eksternal keperempuanan yang melawan ideologis bangsa. Jadi perubahan masa yang menjadi alsan utama hadirnya KOHATI sebagai perenggut perusak ideologis bangsa yang dibungkus dalam organsisi eksternal keperempuanan seperti GERWANI dan lain sebagainya. Pada awal kemunculannya, KOHATI terus gencar dan fokus dalam meretas itu semua. Seiring dengan perkembangan zaman, terkhusus kebangsaan dan khazanah pendidikan, KOHATI hingga hari ini tetap memiliki tempat dibangsa ini, artinya KOHATI tetap eksis hingga hari ini karena dia berbuat, karena KOHATI itu pandai menyesuaikan diri. Seperti kata Priof Haidar Putra Daulay Survival Of The Fittest , yang paling bertahan ialah ia yang paling bisa menyesuaikan diri. KOHATI sebagai wadah pengembangan potensi HMI-Wati tetap menjadikan penyesuaian terhadap zaman sebagai toalk ukur utama dalam mengevaluasi diri. Ungkapan HMI-Wati Siapakah HMI-Wati? banyak yang bilang HMI-Wati otomatis adalah KOHATI, padahal bukan. Sederhananya KOHATI itu sudah pasti HMI-Wati sedangkan HMI-Wati belum tentu KOHATI, lebih sederhana lagi kita bahas dari kata KORPS HMI-WATI, ya kata korps disitu menjadikan HMI-Wati terhimpun dalam sebuah wadah khusus yakni KOHATI. HMI-Wati adalah seorang mahasiswi yang sudah menyelesaikan Latihan kader 1 LK 1, kedepan seorang mahasiswi tersebut jika menjadi pengurus di komisariat maka ia bukan KOHATI tetapi HMI-Wati. Pada dasarnya tak ada masalah dalam penyebutan itu, tinggal lagi ini menjadi hal yang tetap perlu dibahas agar kita benar-benar memahami KOHATI dari hal terkecil seperti ini. Jadi kedepan para HMI-Wati yang terhimpun dalam KOHATI memiliki analisis yang sangat kritis sehingga tetap dapat menjaga eksistensi KOHATI terlebih dalam era milenial ini yang benar-benar kecerdasan dan intelektual menjadi First Power. Saat ini KOHATI telah berusia 51 tahun sejak kelahirannya pada tanggal 2 Jumadil awal 1386 H atau bertepatan pada tanggal 17 September 1966 M. sebagai badan khusus KOHATI bertugas membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. Sebagai lembaga perkaderan, KOHATI sesungguhnya memiliki tujuan yang mulia, yakni terbinanya muslimah yang berkualitas insan cita. Berbagai dinamika perkembangan KOHATI dari periode ke periode menunjukkan karakter dan pencirian yang berbeda-beda. Misalnya saja dapat dilihat pada awal pembentukannya, terdapat tiga semangat yang melatarbelakangi lahirnya KOHATI ini, yakni eksistensi, aktualisasi serta akselerasi. Eksistensi yang dimaksud adalah adanya suatu semangat dan kesadaran dari kaum hawa untuk dapat menjadi subjek dalam pembangunan bangsa. Eksistensi KOHATI menjadi salah satu hal yang sangat penting, karena ia menjadi “laboratorium hidup” dalam menghasilkan HMI-wati yang berkualitas menghadapi masa depan. Sedangkan, aktualisasi bermaksud untuk menyatakan dalam tindakan nyata untuk mengadakan pembaharuan dan perbaikan dalam menghadapi tantangan zaman yang senantiasa berubah. Serta, akselerasi adalah semangat dalam melakukan percepatan peran sosiologis dan politis, ditunjukkan sebagai lembaga yang ikut mewarnai masa depan Indonesia. Pembaharuan yang terjadi diberbagai belahan dunia dalam hal membangun kesetaraan masih bergulir hingga sekarang. Pada akhirnya gerakan keperempuanan diseluruh dunia memiliki kekuatan tersendiri. Di Indonesia para pejuang nasionalisme dari kaum perempuan telah ada jauh sebelum kemardekaan Indonesia, seperti Cut Nyak Dien, Kartini, Dewi Sartika dll. Hal ini seharusnya menjadi cerminan bagi KOHATI untuk terus melakukan pembaharuan dalam membangun gerakan yang lebih aktif. KOHATI sebagai salah satu pilar HMI, memiliki fungsi dan peran khusus dalam menjalankan misi organisasi. KOHATI yang merupakan perpanjangan tangan organisasi induk dalam wacana keperempuanan harus mampu mengawal isu yang berkembang dimasyarakat dalam bidang keperempuanan. Memperhatikan hal tersebut, KOHATI saat ini belum banyak menyumbangkan pemikiran-pemikiran brilian jika dibandingkan dengan sumbangsih HMI. KOHATI sebagian besar hanya menjadi penonton tanpa melakukan upaya perbaikan baik itu ditubuh KOHATI maupun terhadap bangsa. Kebesaran KOHATI saat ini masih menumpang pada kejayaan HMI dimasa lalu. Pertanyaan yang lahir, akan kah KOHATI tetap seperti ini?. Harapanku untuk KOHATI di Masa depan Jika ditinjau ulang tujuan KOHATI ialah menciptakan muslimah insan cita. Seperti yang kita ketahui, empat kriteria muslimah insan cita, terdiri dari kepribadian muslimah, Intelektual, Profesional dan Mandiri untuk tetap menegakkan bendera HMI dalam bidang pergerakan perempuan. Hal ini perlu dimiliki oleh KOHATI, jika KOHATI mempersiapkan diri untuk melahirkan kader-kader impian. Kenyataan yang selama ini terjadi KOHATI hanya jalan ditempat dan terkurung oleh konflik internal dalam tubuh KOHATI. Ya, lagi-lagi dinamika yang ada sepertinya lebih dahulu dewasa daripada kader yang ada, atau kadernya yang belum siap akan dinamika yang terus mendewasakan diri? Sangat simpel sebenarnya, sebagai organisasi kader tentunya setiap permasalahan yang ada pasti disebabkan dan akan dipecahkan oleh kader itu sendiri. Artinya ini sebuah keniscayaan, seorang kader memang ditempah untuk menciptakan masalah lalu belajar menyelesaikan masalah itu sendiri. Problem to day, seorang kader taunya membuat masalah mereka lupa menyelesaikan masalah itu, karena kader-kader tadi memiliki anggapan akan adaa kader lain yang menyelesaikan masalah yang telah mereka buat, ini konyol. Dari hal tersebut saya memiliki tiga harapan utama yang terbesit dalam benak saya Peran Aktif KOHATI KOHATI memiliki tanggung jawab yang sangat besar khususnya kepada kader HmI-Wati dan umumnya untuk perempuan di Indonesia, agar mereka menjadi lebih produktif dan mandiri dalam menghadapi segala tantangan zaman yang ada. Dalam wadah KOHATI ini, merupakan labolatorium bibit unggul perempuan-perempuan profesional yang akan memutar misi organisasi HMI mewujudkan masyarakat ADIL MAKMUR yang diridhoi oleh ALLAH SWT. Jadi jelas, disini dibutuhkan seorang HMI-Wati yang benar-benar berperan aktif menghadirkan jasad dan ruhnya dalam KOHATI Pembinaan KOHATI Saatnya membenahi Wadah KOHATI dengan proses pembinaan yang jelas dan terstruktur, Wadah KOHATI harusnya menyiapkan para perempuan profesional untuk membentuk HmiWati yang mampu merespon perkembangan zaman. Lima tahun yang akan datang, Sepuluh tahun yag akan datang, maupun dua puluh tahun yang akan datang dengan adanya bonus demografi yang akan dialami bangsa indonesia setidaknya bibit perempuan hari ini mepunyai skill dan harus membentuk mental yang siap menyongsong masa depan. KOHATI Pribadi yang Mandiri Berbekal YAKIN dari pribadi yang ditanamkan, akan melahirkan tata nilai yang benar, adaptif di lingkungan, siap merespon issu yang berkembang dan memberi gagasan solusi atas permasalahan yang harus terus di perbaiki dengan USAHA yang merupakan peluang saat ini bagi Hmi-wati membentuk skill, pemahaman mengkonstruksi pribadi untuk menanamkan kemandirian sejak dinidengan ditempa mandiri secara mental, mandiri secara personal, mandiri secara pikiran dan mandiri secara ekonomi dengan merespon peluang usaha di daerah yang bisa dikembangkan. Agar SAMPAI pada bagaimana pemetaan perkaderan dalam wadah KOHATI di masa depan sebagai output pembinaan kader HmiWati menyiapkan Sepuluh tahun atau Duapuluh tahun mendatang menjadi perempuan profesional yang mempunyai energi untuk mendorong pembangunan Indonesia dalam setiap tantangannya *Bendahara Umum HMI Komisariat Tarbiyah Periode 2017-2018 Contohkata sambutan ketua panitia pelantikan hmi. Terkadang dari mereka masih merasa kebingungan mengenai apa yang akan disampaikan dalam sambutan acara tersebut apalagi bagi seorang pemula yang. Himmpas Ugm Kata Sambutan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Facebook. Acara deklarasi garuda emas labang oleh M. TotalKohati Badko HMI berjumlah 20 dan yang dapat berkesempatan hadir sebanyak 16 delegasi Kohati Badko. Kohati Badko Jabodetabeka-Banten, Jawa barat, Jawa tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera bagian Selatan, Jambi, Riau-Kepri, Kalimantan Barat, Kalimatan Selatan-Tengah, Sulawesi Selatan-Barat, Sulawesi Tengah, Bali-Nusra, Papua-Papua Barat. IniKata Kemendagri Kemendagri Sebut Achmad Marzuki Telah Pensiun Dari TNI. Beranda Headline HMI dan Kohati dalam Perjuangan Adalah Partner Yang Setara. HMI dan Kohati dalam Perjuangan Adalah Partner Yang Setara. admin. Selasa, 8 Maret 2022 1353 Dilihat. Imayati Kalean (Sekretaris Umum Kohati PB HMI) Kohatimerupakan badan khusus HMI yang ditujukan untuk menjadi pembina dan pendidik tunas muda bangsa, terutama untuk HMI-Wati dan perempuan pada umumnya. Sebagai badan khusus, tugas Kohati tidak hanya di internal organisasi tetapi juga eksternal. Iktiar perkaderan internal, Kohati bertugas menghasilkan kader-kader yang mampu menjalankan 4 pilar peran yaitu sebagai anak, istri, ibu, dan anggota masyarakat. Katakata motivasi kata kata bijak kata kata mutiara kata kata penyemangat hidup. Orang yang bercita cita tinggi adalah orang yang menganggap lembut dari teguran teguran keras baginya daripada sanjungan merdu dari penjilat yang berlebih. Kata mutiara itu menggambarkan suasana perjuangan indonesia yang saat itu. xniaM.